Peranan Psikiater dalam Proses Rehabilitasi Narkoba

Saat ini Indonesia dilanda darurat narkoba karena setiap tahunnya terus bertambah angka pecandu narkoba. Pengguna narkoba ini membutuhkan penanganan untuk memulihkan ketergantungannya melalui rehabilitasi narkoba, salah satunya dengan bantuan psikiater narkoba.

Penyalahgunaan narkoba bisa menyebabkan kerusakan otak, hingga mempengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku pemakainya. Psikiater narkoba akan membantu memulihkan kondisi mental pecandu narkoba.

Berdasarkan data Puslitdatin BNN pada tahun 2019 hingga 2021 saja terdapat kenaikan tren penyalahgunaan narkoba pada penduduk berusia 15-24 tahun dan 50-64 tahun. Data ini menyadarkan betapa tinggi urgensi kita untuk menyelamatkan generasi penerus bangsa.

Gangguan Mental Akibat Penyalahgunaan Narkoba

Kerusakan otak yang diakibatkan penggunaan narkoba bisa berdampak serius pada kestabilan mental dan emosional seseorang hingga dapat mengganggu kehidupan sosialnya. Berikut ini adalah beberapa contoh gangguan mental akibat penyalahgunaan narkoba.

1. Depresi

Depresi merupakan gangguan suasana hati seseorang yang ditandai dengan munculnya perasaan sedih mendalam hingga kehilangan minat pada hal-hal yang disukai dan menyebabkan penurunan produktivitas, mengurung diri, merasa tidak berharga, dan adanya keinginan bunuh diri.

2. Gangguan Kecemasan

Kecemasan adalah perasaan khawatir, takut, atau gelisah secara berlebihan. Biasanya perasaan cemas muncul ketika Anda dihadapkan pada kondisi tertentu seperti berada di lingkungan baru, saat akan melakukan wawancara kerja, sebelum ujian, dan  sebagainya.

Gangguan kecemasan dapat disebabkan adanya masalah pada bagian otak yang berfungsi mengatur emosi dan rasa takut. Selain trauma psikologis, Salah satu penyebab gangguan kecemasan adalah efek samping obat atau zat tertentu seperti kafein dan narkoba.

3. Psikosis

Psikosis merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk membedakan antara kenyataan dengan imajinasi. Psikosis ditandai dengan munculnya halusinasi dan delusi. Hal ini terjadi akibat adanya gangguan pada otak dalam memproses informasi.

Psikosis adalah gejala penyakit mental seperti skizofrenia, depresi berat, gangguan bipolar, hingga gangguan delusi. Pengguna Narkoba dan pecandu alkohol memiliki risiko lebih tinggi mengalami psikosis.

Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Perbedaan Psikolog dan Psikiater Rehabilitasi Narkoba

Umumnya, orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) disarankan untuk menemui psikolog atau psikiater. Namun, kedua profesi ini meskipun sama-sama berkaitan dengan kesehatan mental, tetapi memiliki beberapa perbedaan mendasar. Apa saja perbedaan psikolog dan psikiater?

1. Psikolog

Psikolog merupakan lulusan sarjana Fakultas Psikologi yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan selanjutnya yaitu program profesi.

Psikolog biasanya menangani pasien dengan gangguan kejiwaan, mendiagnosis gejala psikologis pada pasien, dan melakukan penanganan dengan konseling dan psikoterapi. Psikolog fokus pada terapi psikososial untuk mengendalikan emosi, pikiran, dan perilaku pasien.

2. Psikiater

Psikiater adalah ahli medis yang menangani masalah kesehatan mental. Berbeda dengan psikolog yang merupakan lulusan Fakultas Psikologi, psikiater menyelesaikan pendidikan kedokteran dengan mengambil spesialisasi kejiwaan.

Psikiater dapat mendiagnosis kondisi psikologis pasien dan melakukan perawatan pada pasien dengan gangguan mental yang cukup rumit dan serius seperti skizofrenia dan bipolar.

Psikiater dapat memberikan terapi obat-obatan, terapi stimulasi otak, hingga pemeriksaan fisik dan laboratorium sesuai kebutuhan pasien.

Lalu bagaimana menentukan kapan harus ke psikiater atau psikolog? Cara untuk mengatasinya adalah dengan mengunjungi dokter umum terlebih dahulu, biasanya dokter umum akan merekomendasikan kemana Anda harus dirujuk.

Bila Anda sudah merasa perlu bantuan segera, ada beberapa ciri-ciri orang harus ke psikiater, seperti menarik diri dari lingkungan dan kehilangan minat untuk hal yang disukai, kesulitan berkonsentrasi, sensitif terhadap bau, suara, atau sentuhan.

Ciri lainnya adalah Anda mengalami halusinasi, menurunnya produktivitas di sekolah, kantor, atau kegiatan sosial, berperilaku yang aneh, memiliki pemikiran yang tidak logis, hingga mudah curiga pada orang lain.

Peran Psikiater dalam Proses Rehabilitasi Narkoba

Peran psikiater dalam proses rehabilitasi narkoba sangatlah penting untuk memulihkan seseorang dari kecanduan terhadap narkoba melalui pendekatan psikologis, biologis, dan sosial.

Pengguna narkoba yang awalnya hanya coba-coba akan menimbulkan adiksi atau kecanduan, kemudian akan meningkatkan dosis penggunaan narkoba hingga efek yang ditimbulkan bisa sangat parah.

Penyalahgunaan narkoba dapat merusak fisik dan mental penggunanya hingga berkembang menjadi gangguan jiwa seperti depresi, gangguan kecemasan, halusinasi dan delusi. Tingkat penggunaan narkoba yang parah bahkan bisa menyebabkan sistem saraf terputus.

Gangguan kejiwaan ini bisa menimbulkan emosi dan perilaku yang tidak terkendali, atau bahkan membuat pengidapnya menutup diri dari aktivitas sosial sehingga ia tidak bisa berfungsi sebagai manusia normal.

Kecanduan narkoba merupakan bentuk kecanduan fisik dan mental karena merasa tidak mampu berhenti menggunakan narkoba. Ia percaya bahwa hanya narkoba yang dapat memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan masalahnya.

Pada kondisi inilah peran psikiater dibutuhkan, perawatan yang baik akan membantu seorang pecandu merasa lebih baik secara fisik dan mental.

Oleh karena itu, keberhasilan proses rehabilitasi bergantung pada pemulihan fungsi, kerja otak dan sistem saraf pusat yang sangat berpengaruh pada kondisi fisiologis dan mental seseorang.

Biaya Rehabilitasi Narkoba

Menurut data Kelompok Ahli BNN pada tahun 2020, biaya rehabilitasi narkoba di panti swasta mencapai Rp 30-150 juta sebulan, sedangkan panti rehabilitasi negara mematok harga Rp 3-4 juta perbulan.

Sementara itu, biaya konsultasi psikiater berkisar Rp150.000-450.000 sekali pertemuan, tergantung dari lokasi rumah sakit tempat praktek.

Nah, tidak hanya merugikan diri sendiri, kecanduan narkoba juga bisa merugikan orang lain maupun negara yang menanggung. Maka jauhilah narkoba agar Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk rehabilitasi maupun konsultasi psikiater narkoba.