Pelet kayu dapat menjadi sumber bahan bakar terbaik yang bisa digunakan sebagai pengganti biomassa atau bahan bakar fosil. Hal ini dikarenakan keberadaannya yang bisa diperbarui dan merupakan salah satu upaya memanfaatkan limbah kayu yang banyak ditemui di Indonesia.
Selain karena bisa menjadi bahan bakar yang berkelanjutan, pelet kayu atau bisa disebut juga wood pellet memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan biomassa lainnya. Berikut ulasannya.
Dampak Penggunaan Pelet Kayu vs Bahan Bakar Fosil Lain

Wood Pellet menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar gas maupun batu bara. Perbandingannya adalah 1:10 dengan bahan bakar minyak atau batu bara, serta 1:8 dengan bahan bakar gas seperti LPG. Artinya, polusi udara yang dihasilkan jauh lebih sedikit.
Bahan pelet kayu adalah limbah kayu yang telah mengalami pengeringan. Namun berbeda dengan penggunaan kayu bakar biasa, biomassa satu ini tidak menghasilkan limbah berupa asap dan polutan debu yang berwarna hitam, sehingga dapat dikatakan lebih bersih dan nyaman digunakan.
Efisiensi Pelet Kayu dalam Proses Pemanasan
Pelet kayu adalah sumber energi yang banyak digunakan di negara-negara Eropa dan Amerika untuk pemanas ruangan. Bukan tanpa alasan, bahan bakar ini memiliki rasio panas yang relatif tinggi, yakni 19 :1 antara output dan inputnya. Kandungan kalorinya pun setingkat dengan batu bara.
Pelet kayu menghasilkan energi sekitar 4,7 kWh/kg. Panas yang dihasilkan pun cenderung konsisten. Karena efisiensinya yang sangat baik ini, penggunaan pelet kayu dapat menghemat biaya konsumsi bahan bakar. Dengan jumlah yang lebih sedikit, suhu dan energi yang dihasilkan menyamai bahan bakar lain.
Keunggulan Pelet Kayu dibandingkan Bahan Bakar Fosil Lain
Sebagai sumber energi alternatif terbarukan, pelet kayu memiliki beberapa kelebihan lainnya bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil, antara lain sebagai berikut.
Harga yang Terjangkau
Harga pelet kayu yang terbilang sangat terjangkau menjadi salah satu kelebihan biomassa satu ini menjadi pilihan. Kisaran harganya tidak mahal, antara Rp 1.500 hingga Rp 4.000 per kilogramnya. Tentunya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan minyak tanah ataupun batu bara misalnya.
Penyimpanan yang Mudah
Pembuatan pelet kayu dilakukan dengan cara memadatkan limbah kayu dalam bentuk silindris dengan diameter antara 6-10 mm. Karena bentuknya yang kecil dan seragam, pelet kayu dapat disimpan dengan mudah dan minim kerusakan dibandingkan bahan bakar seperti LPG.
Mudah Diperoleh
Kegiatan jual beli pelet kayu sudah mulai marak dan menjamur di berbagai tempat, sehingga tidak perlu khawatir mengalami kehabisan stok. Dengan kualitas kayu nusantara yang sangat baik, tentunya limbah kayu yang digunakan sebagai bahan baku pelet kayu Indonesia adalah salah satu yang terbaik.
Kelemahan Pelet Kayu
Bila berbicara soal kelebihan, tentunya ada kelemahan. Untuk pelet kayu sendiri, satu-satunya kelemahan yang paling menonjol hanyalah penggunaan waktu yang sedikit lebih lama dibutuhkan untuk memulai proses pemanasan jika dibandingkan dengan batu bara.
Kendati demikian, pelet kayu yang telah mengalami pemanasan memiliki energi yang sama besar dengan batubara, karena kandungan air didalamnya telah direduksi saat proses pengeringan dalam pembuatannya.
Demikianlah ulasan singkat mengenai kelebihan dan kelemahan dari pelet kayu sebagai bahan bakar terbarukan yang bisa menggantikan posisi bahan bakar fosil lain sehingga menjadi alternatif yang aman untuk jangka panjang. Semoga bermanfaat.